Copyright © Your Potential, Our Passion
Design by Dzignine
Sabtu, 11 Februari 2012

Kelopak Sakura

"Hey, kata mereka pianis itu adalah hobi yang hebat." ucap Chika. "hmm... benarkah?"  Aku membalas. untuk beberapa alasan, terkadang aku masih memikirkan hobi mereka yang begitu luar biasa. Chika-chan seorang temanku yang berasal dari kota Tochigi. Ia pindah ke SMA ku yang di Tokyo, dan ia pun teman sekelasku. Merasakan angin yang terkadang lewat dan menghembuskan rambutku, seperti membawa cerita lain menuju pusat ideku.
Jam menunjukan 3 sore dan sudah saatnya aku pulang. Terlihat enam motor yang terparkirkan dengan rapinya. Helm yang berwarna abu seperti biasa aku pakai. Namun terdengar seseorang di balik tempat ku menaruh kendaraanku, "Kazuo, hai.. mau pulang?" Chika bertanya. "Tentu, kau mau ikut?" "Ya!" "kau terlihat semangat sekali?" aku bertanya. namun dia diam dengan menggenggam tas nya. Maklum saja kita sudah 2 tahun bersama, oleh karena itu secara alami kita menjadi sahabat. Seperti biasa aku dan Chika selalu mengunjungi toko supermarket di tengah perjalanan kami. lalu kami memasukinya dengan aku terlebih dahulu. Aku melihat kulkas minuman dan aku hanya membeli kopi, sedangkan Chika masih memilih. Aku menuju kasir dan membayar duluan, "Ini kembaliannya, Terima kasih" ucap kasir. "Sama-sama." dengan cepat aku membalas. Lalu aku menuju motorku sembari menunggu Chika. "Kazuo..." " Oh Chika selamat datang, kau sudah selesai belanja?" "Ya." Chika dengan muka yang agak terlihat sedih. Namun aku tak menghiraukan dan terus melanjutkan perjalanan kami. "Itu rumahmu Chika?" "Ya. Terima kasih banyak Kazuo" "Tentu saja"
Setelah itu aku melanjutkan untuk pulang. Dengan sedikit terkejut aku melihat sepucuk surat yang keluar dari kotak surat ku. Aku mengambilnya dan melihat ternyata itu dari Minako, Seorang gadis cinta pertamaku. aku membawanya ke kamarku dan membukanya.


Hai kazuo-kun
Sudah lama bukan? Bunga Sakura yang saat itu kita lihat seperti salju. dan aku ingin melihatnya lagi bersamamu. Namun sekarang adalah musim panas dan saat ini di Osaka sangat panas. Hmm.. aku belum terbiasa berjalan-jalan disini. Namun untuk beberapa alasan, aku sangat merindukan kehadiranmu lagi. Jika kau tak sibuk mau kah kau datang ke Osaka di tanggal 12 nanti? Karena Festival Sakura akan di mulai. (Dear Kazuo-kun)


Melihatnya saja aku sangat merindukannya. Tapi disisi lain aku mempunyai kesibukan lain yaitu untuk tetap latihan Piano, karena di tanggal 13 nanti aku akan tampil di sebuah pertunjukan di kota ku. Lalu aku melihat kalenderku yang berwarna biru dan sekarang adalah tanggal 10. Itu berarti hanya tinggal 2 hari lagi aku harus mengunjunginya.
Tak terasa sinar senja telah menimpa wajahku. "Minako, tunggu aku disana" ucap dalam hatiku. Entah mengapa sekolah sedang diliburkan dalam empat hari ini. Namun akan kumanfaatkan dengan sebaik mungkin.

- 11 Maret 2010 -


Dan inilah petualangku, sejak pagi aku sudah disibukkan dengan suara mesin pemotong rumput. Sinar pagi seakan mengajakku untuk beranjak dari tempat tidurku. Lalu aku pergi menuju meja tempat belajar, merobek secarik kertas dan menulis sesuatu disana. Iya, itu adalah tulisan mengenai jadwal travel ku. "Kazuo! Saatnya makan!" ternyata ibu telah menyiapkan sarapan pagi untukku. Jadwal aktifitas pagiku telah terselesaikan kemudian aku berlari menuju bukit yang terdapat dibalik sebuah rumah tua. Bukit itu dulu adalah sebuah tempat kami melihat langit dan terkadang bintang yang menghiasi malam kota kami. "Sejak surat itu, segala sesuatunya di dunia ini seakan-akan banyak berubah". Siang ini aku teringat oleh latihan piano di tempat kursusku, Dengan menggunakan sepatu yang diberikan Minako setahun lalu, aku bergegas pergi menuju tempat kursusku. Ternyata ini lebih sulit dari yang kuduga, aku selalu teringat olehnya walau aku sedang latihan. "apakah ini semacam cobaan?" Namun kujalani seakan tak ada beban pikiran.
not demi not telah terselesaikan dan ini semakin menegangkan karena jam 8 pagi besok aku harus bergegas menuju stasiun. Seusai itu semua aku mendengar kabar dari radio yang kudengar bahwa besok akan badai hujan. "Jangan... Tolong jangan" aku semakin takut apabila itu benar terjadi. Doa terus kupanjatkan demi kelancaran esok hari. Hingga akhirnya aku terlelap dalam kecemasanku.

- 12 maret 2010 -


"Kriing kriing!!" jam weker ku sudah menunjukan pukul 5.47 AM dan aku harus segera bangun untuk menyiapkan segala sesuatunya. "Pakaian check, kamera check dan sisa uang semingguku telah kusimpan, Sekarang siap berangkat!"
Masih teringat tentang badai kemarin, namun awan tampaknya baik-baik saja. dengan cepat aku menuruni tangga karena kamarku ada di lantai dua. kemudian aku mengambil sepatuku yang berada di rak. Lalu berlari menuju depan rumah dan segera memanggil taksi, "Taksi.. Bisa antarkan aku ke Stasiun terdekat?" ucapku. "Tentu saja silahkan masuk nak" jawab sopir itu. Jam menunjukan 6.45 AM. Kereta yang akan menuju Osaka akan berangkat jam 8.27 AM

0 komentar:

Posting Komentar

Ayo biasakan tinggalkan komentar yaaa..