Pada hari itu memang cerah, seperi biasa sih, tapi
ada yang beda pagi ini karena ia belum terlihat di bangku favoritnya.
Perkenalkan aku Farhan Rahmadi, sekarang aku kelas Dua Belas IPA 3 dan beberapa
bulan lagi aku akan menghadapi Ujian kelulusan. Agak pusing ya, karena harus
konsentrasi penuh dengan pelajaran. Huah! Sangat melelahkan..
Ya dengan tenang seperti biasa aku mengikuti
pelajaran, tapi ada satu masalah yaitu sekarang posisi dudukku tepat di depan
Kenny, dia cewek pujaanku yang sangat menarik, cantik dan berbakat aku sempat
jatuh dibuatnya, tapi apa boleh buat itu mungkin hanya mimpi jadi aku tak perlu
memikirkannya, yang terpenting sekarang adalah menyelesaikan Tugas yang
diberikan dari guru Bahasa Indonesia yaitu membuat sebuah proposal tentang
suatu kegiatan. Hmm... ada-ada saja ibu ini pikirku.Hari semakin panas, Pukul 2 siang dan seharusnya ini sudah jam.. “Kriiinnngg...”
hahaha tepat sekali. Panjang umur kau bel sekolah. persiapan pulang dulu, cek
barang pensil, pulpen dan sebagainya dan semua ada. Lalu aku mengambil helm di
loker kelasku dan bergegas keluar ruangan kelas ini. Tetapi sebelum aku sempat
menginjak koridor depan kelas, sesosok
wanita memanggilku
“Han.. Han! Tunggu bentar.”
“Hmm?? Apa Fit?”
“Biasa Han aku mau nebeng pulang sekolah boleh ya? Tangan
aku lagi sakit banget nih di gerakin aja susah”
“Wuah, tanganmu sampai memar begini kenapa?”
“Iya kulit aku sensitif kalo kena suhu dingin jadi
gini deh..”
“Makanya jangan punya kulit sensitif dong.”
“yee.. dah dari sananya kalee.. udah yuk ah tanganku
makin ngilu nih”
“Ok, kamu yang nyetir ya.. wuahahaha becanda”
“Asem.. lengkap aja deh penderitaan aku”
Akhirnya kami berdua mulai berjalan tapi tali
sepatuku rasanya longgar dan aku mencoba mengikatnya dulu, belum beranjak dari
posisiku yang di dekat pintu kelas sambil jongkok membenarkan tali sepatu, aku
tak sengaja melihat ke arah Kenny yang diam terpaku berdiri melihatku, aku tak
terlalu peduli sih, kupikir ia menunggu temannya yang sedang jajan diluar, tapi
setelah aku perhatikan matanya berlinang air mata. Sempat dibuat bingung sih
karenanya, lalu saat aku menghampiri Kenny, Ia lari keluar kelas. Ada apa
dengan Kenny? Kenapa ia kelihatan sedih banget? Udah lah mungkin dia lagi
banyak masalah.
***
Keesokan harinya aku bersiap berangkat ke sekolah,
aku lebih baik panasin motor dulu, sambil aku gas sedikit-sedikit aku mulai
mengeluarkan motorku ke depan rumah, dan menutup pagar dan aku kunci. Saat kakiku
sudah mulai melayang melewati jok dan duduk sempurna diatas motor, terdengar
kembali seorang gadis yang memanggilku, “Han..Han!!” Ah ini pasti Fitri lagi
dan aku melihat dari spion kananku ternyata benar.
“Han aku nebeng lagi ya”
“Sudah ketebak kok, yuk naik.”
“ Ah kau baik sekali, Ganteng deh Farhan”
“Hahaha bisa aja kau padahal itu dah kenyataan”
“Hoeekk!”
“DASAR!”
Dan aku memulai perjalanan kesekolah yang lumayan
jauh sekitar 5km dari rumah, tapi untunglah ada motor ini yang sangat menolong.
Kami berjalan dengan kecepatan 40 km/j bagiku itu sih lambat jadi aku berjalan
dengan tenang. Dan tak kuduga dengan sangat! Kenny tepat di depanku sejauh 100m
kira-kira. Ia berjalan sendiri. Tapi kenapa ya? Bukankah biasanya ia naik
sepeda? Lalu tak lama aku berpas-pasan dengan Kenny, “Ken aku duluan ya” ia tak
menjawab ia hanya tertunduk setelah aku menyapanya. “Na yo looo Han kamu abis
apain dia kok dia keliatan sedih gitu?” “Apaan sih fit? Aku ga ngapa-ngapain
dia kok” Memang aku ngerasa ga punya salah sama dia sih tapi kok dia jadi gitu
ya?
Pelajaran sudah dimulai dari tadi dan aku melihat
Kenny yang biasanya selalu bercanda dengan temannya sekarang Cuma duduk terdiam
sambil menahan kepalanya dengan kedua tangannya. Aku yang ga berhenti berpikir
terus menerus dihujani pertanyaan. “apa dia kesurupan?? Hush mikir apa sih aku
ini??” dalam hatiku tetap bergumam tentang dia. Hingga tak terasa jam pelajaran
sudah berakhir, dan aku harus segera pulang tapi.. ada cewek dibelakang aku. Aku
menoleh dengan pelan dan ternyata.. itu Fitri, lagi.
“Han..”
“Iya, iya dah tau mau pulang bareng kan?”
“Hahaha tau aja, yuk”
Tapi aku masih kepikiran tentang Kenny itu dan saat aku mau keluar
kelas Kenny menghadangku, ia melarangku untuk lewat, saat aku ingin lewat kiri,
ia pun ke arah kiri dan juga sebaliknya, “Ken.. kamu apa...” belum selesai aku
bicara, aku melihat matanya Kenny ia sudah mengeluarkan air mata, disaat itulah
aku benar-benar tersentuh dan aku berusaha menenangkan Kenny, aku mencoba
membawanya ke dalam kelas dan aku dudukkan dia di kursi, lalu aku lepaskan tas
nya yang ia gendong. Ia masih sulit bicara karena ia kelihatan sangat-sangat sedih.
Aku benar-benar tak mengerti apa yang terjadi, lalu aku duduk disebelahnya
setelah ia agak tenang dan ia berusaha bicara..
“Farhan.. kenapa sih??!”
“Apa? Apa maksud kamu kenny?”
“Aku ga mau ngeliat kamu berdua dengan Fitri, aku
sakit Han..”
“ah? Tapi kan ia hanya temanku saja, dan ia temanmu
juga Kenny”
“Iya tapi kamu tau kenapa aku jalan kesekolah? KARNA
aku pengen pulang dengan kamu, aku ga mau ngeliat kamu sama cewek lain, aku dah
terlanjur sayang sama kamu!”
“Kenny.. itu benar?”
“IYA! aku juga selalu dengar pembicaraan kalian
berdua. Aku selalu berharap untuk bisa diposisi Fitri tapi aku ga bisa!”
Jadi selama ini dia mendengar dialogku dengan Fitri,
dan sekarang aku tahu penyebab kemarin
ia menangis. Mendengar pengakuannya itu aku benar-benar speechless dibuatnya,
tangisannya semakin deras dan aku memegang tangannya dengan erat. Aku pun tak
sadar bahwa mataku sudah berlinang air mata, dan dari situlah aku mulai
memahami perasaan Kenny yang sebenarnya, meski sekarang aku tak boleh
membonceng siapapun kecuali Kenny. Memang agak mengesalkan sih, tapi itu
komitmen kami berdua yang harus ditepati. Dan aku akan menjaganya selama proses
cinta tetap berjalan.
By : Fahmi Faisal
Second Part : Click Here
By : Fahmi Faisal
Second Part : Click Here
0 komentar:
Posting Komentar
Ayo biasakan tinggalkan komentar yaaa..