Copyright © Your Potential, Our Passion
Design by Dzignine
Kamis, 05 April 2012

Ketika Ibu Memberi Penderitaan

Apa sih yang kita pikir pertama kali tentang ibu? Seorang malaikat yang penuh cinta kasih untuk merawat kita hingga saat ini. Dengan senyumnya yang hangat selalu tebar kebahagiaan, dan karenanya kita mengenal cinta kasih sayang. Sosoknya itu adalah sebuah panutan bagi insan setiap kebaikan. Membayangkan jika kita pulang entah dari mana apakah itu sekolah, kuliah atau kerja dan kita disambut dengan nada lembutnya. maka ia akan berkata "Selamat datang, sudah makan? ibu sudah buatkan makanan kesukaanmu nak." wah, itulah kata sambutan terindah dari lelahnya seharian melakukan segala aktifitas.

Baik, kenapa di beri judul tersebut? Karena ini adalah sebuah cerita dari seorang teman yang ia mengalami layaknya Diskriminasi oleh ibunya sendiri dan ia merasa itu semua itu tak adil baginya.
Entah itu saat ia makan atau sakit ia tak pernah di pedulikan atau bisa saja dengan sebutan seperti "urus saja dirimu sendiri". perbedaan ini sudah ia rasakan sejak lama, perlakuan ibunya terhadap kakak dan adiknya sangat berbeda dari yang ia alami. Entah karena kakak nya lebih berprestasi dari dirinya ataukah ada hal lain.
Dirinya pernah berbicara langsung oleh ibunya atas tindakannya selama ini dan ibunya berkata kalau ia 'menyebalkan' dan hanya sebagai beban bagi keluarganya, sehingga seorang ibu tega melakukan ini semua.

Dari pemikiranku apakah ibu ini berusaha bersikap bijaksana terhadap anaknya? memang benar jika setiap manusia ingin selalu bijaksana atas segala tindakannya. namun ini menyimpang jauh.
katakanlah "Engkau yang berusaha bijaksana atas segala sesuatu dan merasa benar dari yang salah, ia anakmu dan ia harta paling berharga atas hidupmu. Ia karunia dari Tuhan yang dititipkan padamu. Ku utus dirimu sebagai malaikat yang menjaga jiwanya hingga engkau menutup mata, maka mengapa Engkau melaknati karunia yang kutitipkan padamu?"
Jika ibu atas anak itu tahu, bahwa di hari kiamat kelak, orang tua akan diberi pertanggung jawaban atas perbuatannya, didikannya dan keberhasilannya dalam merawat anaknya.
Ibu, jika ingin menginginkan yang terbaik untuk anakmu, bicaralah dari hatimu bukan dari akal logismu. Jika Engkau merasakan apa yang ia rasakan selama ini, ia hanya butuh kasih sayangmu bu, ia bukan pembantumu yang bisa kau caci maki setiap hari. Sadarlah wahai Ibu. Bangunlah dari mimpi burukmu itu.

Aku yakin sisi Malaikatmu masih tersimpan, Cintailah ia Ibu. Sebagaimana ia mencintaimu sekarang ini.

I Love You Mom

0 komentar:

Posting Komentar

Ayo biasakan tinggalkan komentar yaaa..